REDAKSIFTV.COM JEMBER – Tahun ajaran baru biasanya menjadi momen yang sibuk dan meriah di berbagai sekolah. Namun hal berbeda terjadi di SD Negeri Curahnongko 8, sebuah sekolah dasar yang terletak di pelosok Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Di tahun ajaran 2025/2026 ini, hanya ada dua murid baru yang mendaftar.
Meski jumlahnya sangat minim, proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap dilaksanakan seperti biasanya. Dua siswi baru tersebut adalah Vita Aulia Fitri dan Sinar Cahyani, yang tampak antusias mengikuti kegiatan pengenalan sekolah bersama para guru dan siswa lain.
“Kami tetap menjalankan MPLS walau hanya ada dua murid baru. Total siswa kami dari kelas 1 hingga kelas 6 ada 28 orang, dengan tiga guru pengajar,” jelas Anik Supriadi, Kepala SDN Curahnongko 8.
Sekolah ini berada di kawasan Afdeling Terate, Dusun Kotta Blater, Desa Curahnongko, salah satu wilayah terpencil di Jember bagian selatan. Tak hanya kekurangan murid dan tenaga pengajar, sekolah ini hingga kini belum memiliki akses jaringan listrik, yang membuat proses belajar mengajar jauh dari kata ideal.
“Sekolah kami masih belum ada listrik. Kami mengandalkan penerangan seadanya,” tambah Anik.
Meski belajar dalam keterbatasan, kedua siswi baru justru mengaku senang bisa sekolah dan mendapatkan teman. “Senang sekolah, bisa punya teman,” ujar Vita Aulia Fitri, siswi kelas 1 yang tampak malu-malu namun bahagia.
Usai mengikuti MPLS di kelas, Vita dan Sinar bergabung bersama kakak kelas lainnya mengikuti senam pagi bersama di halaman sekolah, menutup hari pertama mereka sebagai siswa baru dengan semangat.
Di tengah keterbatasan fasilitas dan jumlah murid, semangat belajar di SDN Curahnongko 8 tetap hidup. Sekolah ini menjadi potret kecil bagaimana pendidikan di pelosok masih terus berjuang agar tidak tertinggal, sekaligus menjadi pengingat bahwa akses pendidikan yang layak belum sepenuhnya merata di negeri ini.
Reporter : Suyono