REDAKSIFTV.COM, JEMBER – Tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir berdampak besar pada sektor industri rumahan di Kabupaten Jember. Salah satu yang merasakan dampaknya adalah para pengrajin kerupuk, yang terpaksa mengurangi produksi karena proses pengeringan terhambat akibat cuaca ekstrem.
Di sentra produksi kerupuk Dusun Klanceng, Kecamatan Ajung, para pekerja mengeluhkan penurunan produksi yang cukup drastis. Biasanya, kerupuk dapat dikeringkan di bawah terik matahari selama tiga hingga empat jam. Namun selama musim hujan, proses tersebut bisa memakan waktu hingga dua sampai tiga hari.
Karyawan produksi, Ica Alya Rahmawati, menyampaikan bahwa hujan yang terus-menerus membuat proses pengeringan tidak bisa berjalan normal.
“Kalau musim hujan kami tidak bisa produksi karena tidak bisa menjemur. Biasanya kalau cuaca cerah, dijemur mulai subuh sampai sekitar jam 10 atau 11 sudah bisa diangkat. Tapi saat hujan, pengeringan bisa sampai dua atau tiga hari,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan pekerja lainnya, Mali, yang menyebut produksi sering terhenti dan mengganggu pendapatan para karyawan.
“Kalau musim hujan dan cuacanya tidak mendukung, jadinya banyak liburnya. Kerupuk juga bisa berjamur kalau tidak cepat kering,” jelasnya.
Penurunan produksi ini turut berdampak pada pasokan kerupuk di sejumlah pasar tradisional di Jember, yang mulai berkurang dalam beberapa hari terakhir. Para pengrajin berharap cuaca segera membaik agar proses produksi bisa kembali normal dan pendapatan para pekerja tetap terjaga.
Reporter: Tim Liputan
