REDAKSIFTV.COM, JEMBER – Perkembangan teknologi informasi yang pesat membawa dampak besar bagi pedagang buku di kawasan belakang Komplek Pertokoan Johar Plaza, Jember. Kini, lapak-lapak yang dulunya ramai pembeli tampak kian sepi, bahkan sebagian sudah tutup karena menurunnya minat masyarakat membeli buku cetak.

Di era digital saat ini, informasi dan bacaan bisa dengan mudah diakses melalui gadget. Masyarakat lebih memilih membaca secara daring ketimbang membeli buku fisik, sehingga penjualan di lapak buku tradisional terus menurun dari hari ke hari.

Salah satu pedagang, Yanto, yang telah berjualan sejak tahun 1990-an, mengaku kondisi usahanya semakin sulit bertahan.

“Tahun 90-an masih ramai, tapi mulai sepi sejak muncul toko buku online. Sekitar tahun 2005 masih agak rame, tapi setelah 2019 waktu COVID, makin sepi pembeli,” ungkapnya.

Beragam jenis buku sebenarnya masih tersedia di lapak-lapak ini, mulai dari novel, buku pelajaran, hingga buku keilmuan, semuanya dijual dengan harga terjangkau. Namun, daya beli masyarakat yang menurun membuat penghasilan para pedagang ikut merosot.

Pedagang lainnya, Jo, mengungkapkan bahwa hasil penjualan kini jauh berkurang dibanding beberapa tahun lalu.

“Kalau dihitung-hitung, dulu sebulan bisa lebih dari satu juta setengah. Sekarang mulai menurun, kadang ada, kadang enggak ada pembeli. Namanya jualan, rezeki yang ngatur Yang Kuasa,” ujarnya.

Meski demikian, beberapa penjual buku di kawasan tersebut tetap berusaha bertahan. Mereka memilih menjaga lapak yang telah puluhan tahun berdiri sebagai bentuk kesetiaan pada profesi lama yang kini tergerus zaman.

Reporter: Tim Liputan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *