REDAKSIFTV.COM JEMBER – Petani tembakau di Kabupaten Jember terpaksa menanggung kerugian besar akibat anjloknya harga jual tembakau. Jika tahun lalu harga tembakau masih berkisar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram, kini harga turun drastis menjadi tak lebih dari Rp25 ribu per kilogram.

Anjloknya harga ini dipicu tingginya curah hujan di wilayah Jember yang memengaruhi kadar air pada daun tembakau. Padahal, biaya produksi pada musim hujan jauh lebih tinggi, karena petani harus mengeluarkan dana perawatan lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk setiap hektare lahan, petani bisa menghabiskan biaya hingga Rp40 juta.

Taufik, salah seorang petani tembakau asal Kecamatan Jelbuk, mengaku kondisi ini sangat memukul petani.

“Untuk saat ini harga tembakau ajur, Mas. Soalnya 50 persen turunnya harga dari tahun lalu. Seperti ini (sambil menunjukkan tembakau) bisa Rp50 ribu per kilo, sekarang mainnya di Rp25 ribu. Mungkin karena curah hujan tinggi sehingga pabrik beralasan kadar airnya tinggi. Kalau kualitas tanaman Alhamdulillah bagus, cuma harga jualnya yang jatuh. Panennya melimpah, sayangnya ya harganya,” ujar Taufik.

Menurut Taufik, biaya perawatan pada musim hujan otomatis lebih besar karena curah hujan tinggi. Sayangnya, kondisi itu tidak berbanding lurus dengan harga jual, sehingga keuntungan yang diharapkan petani pun semakin jauh dari harapan.

Di wilayah utara Jember yang dikenal sebagai sentra tembakau, ribuan hektare lahan kini mengalami nasib serupa. Jika kondisi ini terus berlanjut, para petani tembakau dipastikan akan sulit bangkit dan terancam gagal meraih keuntungan pada musim panen tahun ini.

Reporter: Suyono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *