REDAKSIFTV.COM, JEMBER – Suasana meriah mewarnai Pondok Panili, Lingkungan Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat (5/9/2025) sore. Warga menggelar tradisi Grebeg Maulid dengan menghadirkan puluhan gunungan hasil bumi yang kemudian diarak dan diperebutkan bersama.
Arak-arakan dimulai dari lingkungan kampung, menampilkan aneka hasil bumi mulai sayur-mayur, buah-buahan, makanan ringan, hingga uang pecahan. Total terdapat 20 gunungan dari 10 blok kampung, semuanya hasil swadaya masyarakat.
Tradisi ini tak hanya sarat makna religius, tetapi juga sebagai wujud rasa syukur dan keguyuban warga. Tema yang diangkat tahun ini, “Habis Gelap Terbitlah Terang,” menjadi simbol hilangnya kebodohan, kemusyrikan, dan keburukan, digantikan oleh cahaya kebaikan.
Pengasuh Ponpes Talangsari, Gus Baiquni Purnomo, menjelaskan makna filosofis dari gunungan tersebut.
“Kami berharap dengan peringatan maulid ini, warga bisa bersyukur dengan membuat gunungan sesuai usaha mereka, ada yang bertani, berdagang, dan lain-lain. Filosofinya, hasil bumi yang dikumpulkan ini mencerminkan usaha masing-masing warga. Tema ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ kami simbolkan dengan penari Zapin berpakaian hitam yang diarak keluar, tanda keburukan sudah ditinggalkan. Sedangkan warga mengenakan pakaian putih, tanda harapan agar kampung ini hanya menyisakan kebaikan,” ungkapnya.
Usai arak-arakan, gunungan hasil bumi diperebutkan oleh warga. Sejumlah warga tampak antusias mengikuti prosesi tersebut.
Seorang warga, Harni, mengaku senang bisa ikut berebut hasil bumi.
“Tadi dapat centong nasi, sayur sawi putih, brungkul, sama terong buat masak besok. Seru sekali, baru kali ini saya ikut rebutan. Tadi pagi saya tidak sempat belanja karena kerja bakti, alhamdulillah bisa dapat dari acara ini,” ujarnya sambil tersenyum.
Tradisi Grebeg Maulid di Pondok Panili ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga ajang silaturahmi yang mempererat kebersamaan warga Talangsari.
Reporter: Suyono